Seribu Enam Ratus Hari

Aku lupa bagaimana bahagia tanpa dirimu.

Sedari dulu aku meragu, sampai tiba masa aku yakin. Namun keyakinan itu sesaat, hingga sekarang dirimu pergi dan tanpa sadar (telah) melukai (lagi).

Seribu enam ratus hari, aku mengerti apa itu ketulusan, mencintai tanpa beban, berkorban tanpa paksaan, dan sekarang melepaskan dengan tenang.

Setiap malam, Sisi setan dalam ku kerap bicara agar kau tidak akan bahagia seumur hidup, namun sisi dewi dalam diriku berkata "Sudah tak ada guna lagi, lupakan lah". Begitu terus sampai akhirnya aku lelah dan terlelap tidur.

Lalu ketika Pagi aku terbangun, selalu dengan kelopak mata yang mengembang. Entah sudah pagi keberapa keadaan ini melandaku. Masih, aku masih Mencoba damai dengan keputusanmu, hanya agar kamu bahagia.

Aku diam dan kembali berpura-pura (bahagia). Menebar senyum, melempar tawa, namun memupuk luka. Setidaknya, hanya itu yang bisa aku lakukan untuk membuat mu benar-benar bahagia.

Komentar

Postingan Populer